Desain Rumah 10x17 Bergaya Etnik
Assalamu’alaikum sobat desain griyaku. Kali ini desaingriyaku.com akan mereview desain rumah 10×17 bergaya etnik 1 lantai. Desain rumah kali ini ditujukan khususnya untuk sobat yang cinta dengan unsur kebudayaan lokal. Sebagai bahan referensi bagi sobat yang akan membangun rumah bergaya etnik.
Rumah ini berdiri pada lahanme ukuran 10×17 dengan luas lahan 170 m² , memiliki luas bangunan 127 m². Sehingga dapat juga disebut sebagai rumah type 127/170. Berada lahan hook, menjadikan rumah ini memiliki 2 tampak muka bangunan.

Kami mengusung konsep perpaduan gaya arsitektur etnik dan minimalis pada rumah 10×17 kali ini. Pemilihan konsep ini merupakan hasil dari diskusi dengan pemilik rumah. Gaya arsitektur etnik biasa cenderung lebih mahal karena menggunakan banyak ukiran atau ornamen. Oleh sebab itu membuat nominal biaya pembangunan semakin mahal. Untuk menekan biaya pembangunan, maka kami mencoba menggabungkan dengan gaya minimalis.
Gaya etnik pada rumah ini bisa dilihat dari pemilihan material kusen pintu jendela kayu. Lalu juga dari penggunaan material genteng tanah liat dan loster angin yang bermotif. Biasanya gaya etnik ini juga memakai bata ekspos pada dinding bangunan. Namun pada rumah kali ini kami sengaja memakai nya dikarenakan persoalan biaya yang cukup besar.
Sedangkan pengaplikasian gaya arsitektur minimalis, bisa dilihat dari bentuk ornamen yang sederhana. Menekankan pada permainan bidang dan garis yang kotak. Membuat tampak bangunan jadi lebih sederhana tapi elegan.
Eksterior Rumah 10x17 Bergaya Etnik

Lanjut ke pembahasan desain eksterior bangunan. Pada carport kami memakai lantai rabat beton. Sedangkan pada area entrance memakai grass block yang disusun bersilang. Sisa lahan nya dapat ditanami rumput atau tanaman hias.
Desain rumah ini banyak menggunakan material batu alam dan granit tile. Komposisi batu alam yang pas dapat menjadikan bangunan tampil lebih gagah dan elegan. Namun perlu diperhatikan agar tidak memakai batu alam secara berlebih. Hal ini membuat rumah tampak berat, sehingga tidak ada vocal point bangunan.
Beralih ke sisi teras rumah. Agar karakter etnik nya lebih kental, kami menggunakan krepyak kayu pada atas teras. Pemakaian krepyak kayu bertujuan untuk mempertegas arah pintu masuk rumah.
Ciri khas rumah di daerah yogyakarta

Rumah ini berlokasi di Yogyakarta. Untuk sebagian wilayah yogyakarta mengharuskan bangunan agar memiliki identitas kebudayaan setempat. Sehingga mengharuskan kami untuk mendesain atap bangunan dengan model limasan atau pelana. Dengan penggunaan material genteng tanah liat.
Pada dasarnya rumah dengan gaya arsitektur etnik ini sudah merespon cuaca iklim tropis indonesia. Namun karena sekarang menggunakan material tembok bata. Maka diperlukan lubang ventilasi tambahan agar udara rumah dan sejuk dan mengalir secara lancar.
Permainan bidang dan garis

Pada sisi samping rumah lebih didominasi oleh gaya arsitektur minimalis. Bisa dilihat dari bentuk ornamen batu alam andesit dan granite tile yang berbentuk kotak-kotak. Selain itu juga ditambah dengan kisi-kisi beton yang ada di teras samping rumah. Ditambah juga dengan permaian kanopi beton teras yang dibuat seperti huruf “L”.

Dalam setiap desain rumah pasti memiliki penyelesain masalah yang berbeda. Seperti contoh kasus rumah kali ini yang terkendala biaya pembangunan yang cukup besar apabila menggunakan gaya arsitektur secara penuh. Namun dapat diselesaikan dengan mencampur dengan gaya minimalis. Dan hasilnya pun memiliki karakter tersendiri bagi pemilik rumah.